Dampak Ini Akan Terjadi Jika Anak Malas Kunyah Makanan

Kamis, 23 April 2020 - 11:45 WIB
loading...
Dampak Ini Akan Terjadi...
Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kebiasaan malas mengunyah akan mempengaruhi pertumbuhan rahang dan gigi nantinya, dimana gigi akan tumbuh berjejal atau berantakan jika sejak dini anak tidak dilatih untuk mengunyah makanan. Bukan hanya kebiasaan malas mengunyah saja, umumnya anak juga sering mengemut makanan.

Menurut drg. Dita Firdiana yang merupakan co-founder Difa Oral Health Center (OHC), mengemut makanan akan membuat area pH di mulut anak menjadi tidak seimbang. Sehingga gigi menjadi cenderung lebih lunak, dan bakteri penyebab lubang gigi akan merasa senang karena bisa menggerogoti gigi dengan lebih mudah. Kondisi ini akan semakin parah apabila anak juga malas sikat gigi. "Supaya anak mau mengunyah sebaiknya tidak diberikan makanan halus terus-menerus. Namun diberikan rangsangan makan sesuai dengan usia anak," kata drg. Dita.

Mengapa kebiasan mengunyah ini sangat krusial? Sebab efek kunyah ini bisa berdampak pada banyak aspek. Kekurangan gizi hanyalah salah satunya. "Ketika pertumbuhan dan perkembangan gigi anak tidak bagus, misalnya baru umur sekian gigi depannya sudah habis/gigis. Nah ini bisa mempengaruhi kemampuan anak untuk berbicara," urai drg. Dita.

Mengingat ada huruf-huruf tertentu yang pelafalannya membutuhkan gigi. Efek lainnya ialah, malas mengunyah dan mengemut makanan akan mengakibatkan gigi menjadi mudah berlubang. Selain masalah dalam berbicara dan gigi yang mudah berlubang, efek psikologis juga bisa muncul pada anak. Menurut drg. Dita, umumnya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri. Anak juga rentan dibully oleh teman sebayanya. "Gigi yang berlubang juga membuat anak susah makan, sehingga ia mengalami gizi buruk," jelasnya.

Karenanya drg. Dita berpesan agar orangtua tidak memandang remeh urusan anak yang malas mengunyah. Ia juga mengingatkan para orangtua untuk tidak meniup makanan sebelum disuapin ke anak. Atau mengunyahkan terlebih dahulu makanan sebelum diberikan ke anak. Karena cara-cara tersebut, adalah salah satu cara penularan lubang gigi pada anak. "Artinya kita yang ngunyah makanan, bukan anaknya," katanya.

Dijelaskan drg. Adianti, SpOrt, peranan orangtua dalam hal merawat gigi anak sangat mutlak. Apalagi di usia tersebut anak masih mengandalkan orangtua. Sebaiknya sejak mulai ada benih gigi, orangtua mulai rajin membersihkan gusi dan gigi. Gunakan kapas yang dibasaahi air, kemudian sapukan kapas tersebut dengan lembut ke benih gigi anak. Jika dilakukan secara rutin, anak pun akan terbiasa.

"Sekarang juga sudah banyak variasi sikat gigi anak, ada yang dari bahan silikon dan bisa dipasang di jari kita. Itu lebih praktis bagi bayi. Pilih juga sikat gigi khusus anak dengan bulu halus. Sambil dia melihat orangtuanya juga rajin sikat gigi, anak pasti akan meniru," kata drg. Adianti. (Sri Noviarni)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1628 seconds (0.1#10.140)